Pengalaman Pertama ke Gili Air

gili air

Pengalaman Pertama ke Gili Air.  Sebagai orang Lombok yang baru beberapa tahun terakhir ini kembali bermukim di Lombok, wajar dong kalau masih banyak tempat wisata yang belum saya kunjungi. Ya lagian juga tinggalnya di Lombok, kapan-kapan bisalah. Tahu gili trawangan? Saya baru dua kali ke sana. Gili Meno? Belum pernah. Gili Air? Nah, ini yang akan saya ceritakan. Sebenarnya bukan baru-baru kemarin juga sih saya pertama kali menapaki pulau kecil yang identik dengan para penyelamnya tersebut. Hanya saja, saya baru terpikir untuk menuliskannya di blog. Alasan pertama, biar ada yang dibaca-baca kalau sedang ingin menertawakan diri sendiri kelak. Alasan kedua, biar program one day one post yang menjadi resolusi saya dapat terus berjalan. Dan alasan terakhir, yaa..biar kalian tahu aja sih. Wkkwkwk. Gak jelas bener~

Gili Air, Pulau Kecil Berpasir Putih yang Bikin Penasaran

gili air

Berawal dari Penasaran, Hingga Satu Perahu dengan Aneka Bahan Makanan

Rasa penasaran saya dengan Gili Air muncul setelah iri lihat suami yang bisa dua kali dalam seminggu ke pulau kecil berpasir putih tersebut. Ya, beliau bekerja di salah satu perusahaan di sana. Sebagai web developer di perusahaan operator cruise. Itu lho, kapal yang berlayar dari satu titik ke titik lain. Dimana nanti di setiap titiknya, bakal disinggahi untuk melakukan snorkeling maupun diving. Adapun titik yang mereka singgahi diantaranya yaitu, pulau satonda, pulau komodo, termasuk pula ke Raja Ampat.

Terus di suatu malam saya nyeletuk: “Enaknya yang tiap minggu wisata ke Gili Air, ajakin dong kita sekali-sekali”. Maka keesokan harinya, berangkat kami (saya, suami dan si sulung) menggunakan motor pagi-pagi sekali menuju pelabuhan Bangsal yang terletak di Kabupaten Lombok Utara. Sayangnya, kami tidak mendapatkan kapal pertama. Sehingga keberangkatannya jadi agak lama. Kenapa? Karena kapal yang berangkat kedua, atau tidak terlalu pagi tersebut bakal ramai dengan para pedagang. Proses angkat barang-barang bawaan mereka itulah yang bikin lama. Yups, makanan minuman enak yang kalian santap di Gili Air, bahan-bahan dasarnya ya dibeli di Lombok. Jadi jangan heran kalau harganya mahal. Repot bawanya cyin!

Kami menyeberang menggunakan public boat yang dipenuhi dengan sayur, roti tawar, berkerat-kerat telur dan aneka bahan makanan lainnya. Oh ya, harga karcis per orangnya pada waktu itu sebesar Rp14.000,- per orang. Kalau dari Bangsal, Gili Air ini adalah pulau yang terdekat jaraknya dibanding dua gili lainnya (Gili Meno dan Gili Trawangan).

7 Jam di Gili Air, Ngapain aja?

gili air

Selamat Datang di Gili Air

Begitu sampai di Gili Air, kami langsung disambut dengan birunya air laut yang benar-benar menyejukkan mata. lengkap dengan pasir putihnya. Celana yang saya kenakan agak sedikit basah ujungnya dikarenakan saya belum lihai saat turun dari boat. Gak ngerti deh gimana cara lompatnya. Dari tempat kapal bersandar, kami bertiga langsung mengambil jalan ke kanan menuju lokasi kantor tuan suami. Kantornya tidak begitu besar, tapi cukup ramai oleh wisatawan asing yang keluar masuk. Aih, sepertinya mereka sedang mencari info atau mungkin memesan tiket untuk perjalanan berlayarnya.

Kami berpisah untuk sementara waktu. Suami saya ya fokus kerja di kantor. Sedangkan saya bersama si sulung memilih untuk duduk-duduk di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari kantornya. Kalau tidak salah, nama kafenya itu The Garden atau apa ya? Pokoknya kafe milik 7SEAS Cottages.

gili air

Menikmati Sajian Sarapan yang Mahal

Kami memilih duduk di berugaq paling depan. Letaknya sangat dekat dengan pinggir pantai. Tidak lama kemudian, seorang waitress menawarkan sebuah buku menu. Saya sudah mempersiapkan diri dengan harga-harga fantastis yang ada di dalamnya. Wkwkwkwk. Ya bagaimana lagi, namanya juga Gili Air! Harga pastilah standar wisatawan asing. Saya memesan 2 paket menu sarapan, yang seingat saya harganya 75k per porsi. 1 paketnya terdiri dari 2 potong sosis, dua lembar roti bakar, scramble egg, tomat, irisan buah, pilihan kopi/teh, serta pilihan aneka jus. Sarapan mahal deh ini pokoknya. Wajar, alasannya karena repot untuk mendatangkan bahan bakunya, serta lihat deh pemandangan saat saya sarapan di atas. Wuih..mahal itu! Walaupun emang sih, kalau dibandingkan sarapan di Mataram. Dengan harga 75k, sudah bisa kenyang banget dengan 3 porsi nasi kuning di Ampenan.

Baca Juga: Nasi Kuning Warung Pojok Ampenan: Si Legendaris dan Ngehits!

Sambil saya sarapan, si kecil sibuk bermain pasir di samping berugaq. Saya sih gak berani ngasih dia main di bawah, dekat air. Pertama, karena ombaknya lagi lumayan besar. Kedua, karena sayanya emang gak bisa lama-lama terpapar air laut. Alergi kali ya? Pokoknya habis kena air laut, mau dibilas atau enggak. Merah-merah deh tuh kulit saya. Fix ini sih gak cocok tinggal di Lombok wkwkwkwk.

gili air

Gowes Tipis-Tipis di Siang Hari

Selama berada di kafe, rasanya segala hal udah saya lakukan. Ya, temenin si sulung menggambar ini itu, cerita-cerita, ngerumpi sama sodara di Makassar lewat telepon, foto-foto buat update-an di instagram, sampai ketiduran bentar! Bosan ya tentu saja. Suami pulang kantor jam 4 sore, masa kami juga di kafe ini sampai jam 4 sore nanti. Wkwkwkwk. Akhirnya cukup bosan di kafe tadi, saya pun ke kantor bentar buat nengok suami. Ngecek doang, ya siapa tahu dianya juga bosan #eh. Tiba di kantor, suami menyarankan saya untuk putar-putar keliling pulau aja. Dan dipinjamkanlah saya sebuah sepeda yang ada di sana. Oh ya, di Gili Air dan gili-gili lainnya tidak diperbolehkan adanya kendaraan bermotor. Selain untuk menjaga agar tidak terjadi polusi udara, juga biar gak repot kali. Kebayang tuh ngangkut motor pakai public boat. Gimana naikin dan turuninnya. Saya ngangkut diri sendiri aja rasanya berat #oops.

Sepeda yang kami kendarai ini dilengkapi dengan boncengan di bagian belakangan. Pas deh, saya jadinya boncengan dengan si kecil (eh si sulung, karena sekarang udah ada adiknya). Kami pun gowes sana sini gak jelas. Sepanjang jalan cuma ketemu wisatawan asing. Ada yang lengkap sekeluarga (ayah, ibu, anak), berpasangan maupun sendirian doank. Eh ketemu deretan kafe juga ding! Pengen singgah, kok ya gak berani duluan sama harganya. Wkwkwkwk.

gili air

Siti Shop, Pusat Berbelanja Terlengkap di Gili Air

Setelah muter sana sini, walaupun gak sampai keliling pulau. Siapa bilang pulau ini kecil (saya kan tadi), saya aja yang baru muterin setengahnya udah kecapekan gini! Si sulung udah ngeluh pengen beli susu, saya yang saat itu lagi gak shalat pun merasa butuh membeli suatu produk yang bingung mesti beli di mana. Akhirnya kami kembali ke kantor. Nanya sama suami, kalau mau beli ini itu tempatnya di mana. Teman-teman kantornya pun pada nyeletuk dengan bahasa Inggris, yang sempat saya tangkap mereka menyebutkan nama “Siti Shop”. Awalnya saya pikir “City Shop”. Saya pun dijelaskan jalan ke toko yang dimaksud sama suami.

Beneran deh, saya pikir nama tokonya “City Shop”. Udah bolak balik mengikuti rute yang dikasih tahu, tapi kok gak ketemu juga ya? Akhirnya nanya lah saya sama seorang mbak mbak yang jaga stand gelato di sana. Terus ditunjuk deh arahnya, dia bilang nanti toko namanya “Siti Shop”. Siti..ya Siti. S-I-T-I. Oalah..toko itu sih udah saya lewati tadi. Hanya saja tidak saya singgahi karena dari depan kok lebih mirip pasar kecil. Ada jual sayuran, ikan asin, dan dagangan-dagangan khas pasar lainnya. Setibanya di sana. Baru deh saya tahu kalau toko ini besar banget. Komplit sekomplit-komplitnya. Rasanya semua dia jual. Ya sayur, ikan, daging, telur, produk kebutuhan sehari-hari, peralatan masak, sampai popok juga ada! Serba ada deh pokoknya.

gili air

Birunya Laut dan Putihnya Pasir yang Ngangenin

Setelah kelar belanja, saya dan si sulung lanjut keliling lagi. Gak lupa beli Gili Gelato, itu loh produk gelato homemade yang hanya dijual di gili-gili yang ada di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Rasanya enak dan segar, serta tentu saja harganya mahal! Wkwkwkwk. Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore waktu itu. Lama bener euy waktu berjalan di sini. Saya juga don’t know what to do! Dalam hati membatin, gak lagi deh saya ngikutin suami ngantor. Gak cocok saya wisata pulau/pantai rupanya. Lebih doyan sama yang dingin-dingin di Sembalun. Hihihi..

Baca Juga: Lembah Sembalun, Si Cantik di Kaki Gunung Rinjani

Eitt, tapi ada satu hal yang gak bisa saya pungkiri bikin saya jatuh hati sama tempat ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah pemandangan pantainya. Biru laut dan putihnya pasir di sini benar-benar instagrammable eh ngangenin maksudnya. Saya mah gitu, doyan menikmati pemandangannya aja. mana ada tuh nyemplung renang di laut atau duduk bikin istana pasir.

Oh ya, kapal terakhir yang berangkat kembali ke Lombok di sini jadwalnya di jam 4 sore. Sambil menunggu tuan suami kelar ngantor, kami balik ke kafe yang tadi lagi. Pesan segelas es teh, sekadar biar bisa numpang duduk dan pepotoan lagi *teteuppp.. Lagi asyik duduk, eh udah disamperin kitanya. Suami bilang ntar lagi kapal terakhir berangkat, jadi deh tuh kita buru-buru berlari ke dermaga. Dan Alhamdulillah, kapal terakhirnya masih sementara memuat penumpang.

Yuhuu.. sekian curcol saya tentang pengalaman pertama ke Gili Air. Jadi masih mau ke sana? Mungkin, kalau nginap tapi yaa.. Tapi kalau disuruh pilih, tetap dong… saya #TimWisataKeSembalun #eh

Kalau teman-teman gimana, ada yang pernah ke Gili Air juga?

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

21 Comments

  • Didit 9 January 2018 at 7:06 am

    Sya jg belum pernah brlama2 d Gili Air, hnya saja dulu sempat makan siang disana sehabis snorkeling di tiga Gili.. Ikut tour gitu hehhee.. Kapan2 pngen nyoba seharian di Gili Air hehehe

    Reply
  • Uzlifatul Azmiyati 9 January 2018 at 5:00 am

    Saya ke Gili Air pas KIL 3 tahun 2015 lalu, Mayan nginep sehari Dan bisa ngerasain sepedaan ?

    Reply
  • Nchie Hanie 9 January 2018 at 6:17 am

    Beloooin pernah Andyyy..
    Aku #TimWisataSembalun juga aah ikoot

    Jadi kapan kita main bareng ke sonooo?

    Reply
  • berbagifun 9 January 2018 at 6:20 am

    huaaaa udah lama banget enggak ke gili air… gili meno, gili trawangan

    jadi kangen kesana

    Reply
  • Nyi Penengah Dewanti 9 January 2018 at 6:45 am

    Duh birunya, jadi keinget lagu birunya cinta. Syahdu 😀
    hahahha kapan saya bisa ke sana dih. Aamiin moga kesampaian bisa ke sana.

    Reply
  • Astin Astanti 9 January 2018 at 1:10 pm

    aku belom pernah Mbak Andy. Duh, pemandangannya bikin ngangenin banget ya. Bersih, pantainya pasir putih dan yang pasti instagramable banget meski susah nyari makan dan minum yg murah yaaak…

    Reply
  • Maduretno 10 January 2018 at 3:39 am

    Kapan ya saya bisa berwisata kesana?

    Reply
  • Nyi Penengah Dewanti 10 January 2018 at 7:08 am

    Semoga ada rejeki dan umur panjang, biar bisa main ke sana 😀

    Reply
  • dunialingga 10 January 2018 at 8:10 am

    siti shop..lucu banget namanya..keliatan kecil tapi ternyata lengkap banget ya mba..wah seru banget ya di Gili Air meski mahal2

    Reply
  • Nova DW 10 January 2018 at 10:45 pm

    Aku belum pernah ke Lombok. Apalagi ke Gili Air. Moga kelak bisa kesana deh. Eh … Seru nggak mbak, bareng para pedagang gitu? ^^

    Reply
  • Lina W. Sasmita 13 January 2018 at 1:13 am

    Ke Lombok udah 2 kali tapi belum sempat mampir ke Gili Trawangan, Gili Meno, apalagi Gili Air. Harus ngulang lagi nih tahun ini. Amiiin.

    Reply
  • Nova Violita 13 January 2018 at 4:18 am

    Tepi laut… Tapi teduh gitu…
    Beneran ngangenin tempatnya ya…

    Reply
  • Beautyasti1 13 January 2018 at 5:34 am

    Gili air aku belom pernah kesana mba, tapi kalau gili trawangan pernah.. banyak bule disana hehhee dan ke gili trawangan nyebrang pakai kapal

    Reply
  • Titis Ayuningsih 13 January 2018 at 1:52 pm

    Setiap berkunjung ke blognya mbak Andi jadi pengen ke Lombok deh. Semoga istiqamah ODOP ya mbak, semangat!

    Reply
  • Maria Soraya 15 January 2018 at 2:59 pm

    lombok ini jadi wish list travel-ku tahun 2018, karena aku dan keluargaku tipikal makhluk air *ikankaliiii 🙂 semoga terwujud

    Reply
  • Niee 17 January 2018 at 9:15 am

    kalau tempat wisata yang dekat rumah emang jadi sering terlupakan ya mbak. hahaha

    Reply
  • Anindita Ayu 23 January 2018 at 10:33 am

    Ajak aku ke sini mbak.. Biru lautnya cantik bangeeettt

    Reply
  • Misu Pinku 23 January 2018 at 10:36 am

    Instagramable banget pantainya… Duh, aku pengen main-main ke sini..

    Reply
  • Rita Asmaraningsih 28 January 2018 at 12:34 am

    Membaca postingan ini hasrat saya pengen ke Lombok makin menggebu.. Semoga saja bulan Februari nanti saya jadi dinas ke Lombok.. Yukk kita ketemuan Mba.. Hehe..

    Reply
  • Nano 21 April 2018 at 7:52 am

    ihhh cakep banget pantainyaaa… Pengen ke sana jadinya.

    Reply
  • Hida 18 May 2018 at 4:50 pm

    Hai mbak Andy..salam kenal ya. Pertama kali saya ke Lombok itu tahun 1994..wahh lama banget ya. Awalnya karena ke Bali kalo ga ke Lombok ga afdol, maka melincirlah sekalian saya dan teman ke Lombok. Modal peta yang kalo dijembrengin bisa kayak tiker heheehe. Tapi seneng sih, sayangnya saya belum sempat ke Gili Air. Pengen liat pasirnya yang putih bersih..tapi mostly pantai di lombok bersih2 ya. Nice sharing mbak..makasih ya.

    Reply

Leave a Comment