The Griya Lombok, Ketika Sampah Kertas Bisa Jadi Barang Berkelas

the-griya-lombok-008

Oleh The Griya Lombok, sampah-sampah kertas yang biasanya kita buang bisa diolah menjadi barang berkelas. Seperti apa?

The Griya Lombok, Ketika Sampah Kertas Bisa Jadi Barang Berkelas. Bagi sebagian orang tumpukan sampah kertas mungkin tidak ada artinya. Coba bayangkan berapa banyak sampah dengan jenis kertas yang kita hasilkan selama ini? Struk transaksi di ATM, struk berbelanja di supermarket, kertas-kertas revisian skripsi, brosur-brosur yang sampai rumah bingung hendak diapakan. dus-dus kotak bekas susu dan lainnya yang menumpuk dan masih banyak lagi. Mungkin ada yang sudah paham untuk memilahnya, meskipun tetap lebih banyak yang memilih untuk memusnahkannya dengan cara membakar. Lain halnya dengan Pak Theo, pemilik The Griya Lombok ini justru mampu mengolah sampah-sampah kertas tersebut menjadi produk bernilai puluhan juta rupiah.

Tempat Keren itu Bernama The Griya Lombok

the-griya-lombok-009

Tidak banyak yang tahu (termasuk saya) bahwa di Lombok tepatnya di Mataram ada tempat keren bernama The Griya Lombok. Bila dilihat sepintas dari luar, tempat ini hanyalah sebuah bangunan rumah dengan tampilannya yang unik. Tetapi siapa sangka, ada aktifitas berbeda dan produk-produk keren yang dihasilkan di dalamnya. Saya excited sekali karena pada suatu siang saya dan suami berkesempatan mengunjungi The Griya Lombok sekaligus berbincang langsung dengan Pak Theo, sang seniman yang merupakan pemilik The Griya Lombok.

The Griya Lombok adalah sebuah galeri tempat Pak Theo memproduksi dan memajang koleksi produk hasil daur ulang kertasnya, sekaligus kafe yang menawarkanΒ  pemandangan pantai yang indah. Tapi kali ini saya hanya akan membahas sisiΒ paper recycle arts-nya saja. Saya cukup heran karena rupanya belum banyak orang yang tahu tentang The Griya Lombok. Padahal menurut saya, The Griya Lombok merupakan tempat yang cocok untuk melakukan edukasi pengelolaan sampah maupun sebagai destinasi wisata seni di Lombok.

Pak Theo, Si Pesulap Sampah Kertas

the-griya-lombok-001

Kedatangan saya dan suami di The Griya Lombok disambut hangat (maksudnya dengan teh hangat) oleh Pak Theo. Saya memasuki bangunan rumah tersebut sambil berdecak kagum melihat beragam kreasi produk yang dipajang. Kami duduk di ruang tengah, menikmati suguhan teh, bercerita banyak sambil sesekali melihat aktifitas Pak Theo yang sedang membuat bentuk garuda dari lembaran kertas yang sudah didaur ulang. Ada pesanan plakat katanya.

Usaha mengolah sampah kertas ini rupanya sudah digeluti Pak Theo selama 5 tahun, namun baru 2 tahun belakangan dia mulai fokus dan merambah ke aktifitas edukasi pada masyarakat. Siang itu juga, Pak Theo menawarkan pada saya untuk melakukan usaha serupa. Usaha membuat beragam produk menarik dari hasil daur ulang sampah kertas. Sebuah usaha yang memberikan dua solusi sekaligus, yaitu mengatasi urusan sampah kertas di lingkungan tempat tinggal dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi siapapun. Menarik bukan?

Melihat Sampah Kertas sebagai Lembaran Uang

the-griya-lombok-007

Bagi Pak Theo, sampah-sampah berbahan kertas yang berserakan di luar sana dilihatnya sebagai lembaran uang. Dari kertas-kertas tersebutlah The Griya Lombok ini bisa semakin berkembang. Meskipun peminat produknya kebanyakan masih berasal dari luar Indonesia, Pak Theo tetap berkeinginan agar semakin banyak orang Indonesia (khususnya Lombok) yang berminat dengan produk-produk hasil olahan sampah kertas ini. Itulah mengapa Pak Theo menawarkan langsung pada saya untuk melakukan usaha serupa.

Lalu apa tugas saya? Mudah saja. Cukup mengumpulkan sampah-sampah kertas yang ada di lingkungan sekitar rumah. Semua sampah berbahan dasar kertas. Karena Pak Theo memang fokus pada usaha daur ulang sampah kertas, maka sampah-sampah jenis lain seperti plastik dan sebagainya tidak termasuk. Setelah saya bisa mengumpulkan sampah-sampah kertas tersebut dalam jumlah banyak, Pak Theo akan mengajarkan bagaimana membuat bubur kertas yang baik termasuk juga bagaimana membentuk hingga akhirnya menghasilkan beragam produk menarik yang bisa dipasarkan.

Sebagaimana yang saya jelaskan di awal tulisan. Dari aktifitas tersebut Pak Theo berharap bisa membantu masyarakat untuk terbiasa menciptakan lingkungan yang bersih, yang dimulai dari lingkungan tempat tinggal masyarakat itu sendiri. Ya, setidaknya bersih dari sampah-sampah kertas. Juga untuk mencetak para wirausahawan baru yang mungkin saja produknya dapat menembus pasar internasional di tengah situasi “susah dapat kerjaan” seperti ini. “Saat ini terlalu banyak yang mengeluh akan tumpukan sampah, tapi tidak ada yang mau bergerak memberikan solusi”, ujar Pak Theo.

Percaya atau Tidak, Meja dan Kursi ini Dibuat Dari Kertas

the-griya-lombok-003

Coba lihat gambar di atas. Meja dan kursi yang biasa kita lihat di ruang tamu rumah, yang biasanya berbentuk batang pohon dan tentu saja terbuat dari kayu. Di sinilah saya dan suami berbincang-bincang dengan Pak Theo saat mengunjungi The Griya Lombok beberapa hari yang lalu. Oleh Pak Theo dijelaskan bahwa meja dan kursi yang kami gunakan saat itu merupakan hasil karyanya yang tentu saja lagi lagi terbuat dari hasil daur ulang sampah kertas. Tentu saja saya tidak percaya, bagaimana mungkin kursi itu mampu menahan berat badan saya yang sudah mencapai *tiiit sekian kilogram (tiba-tiba hilang sinyal wkwkwk). Belum lagi mejanya yang mampu menahan kaca tebal di atasnya. Ah, yang benar saja!

Setelah berbincang lama, kami pun dijelaskan bahwa set meja dan kursi seharga 10juta rupiah ini merupakan sample produk dimana sebelumnya sudah dikirim beberapa kali ke luar negeri. Satu buah meja (mejanya saja) membutuhkan sekitar 60kg sampah kertas. Iya, sampah kertas yang masih kering. Bukan yang sudah berupa bubur. Saat itu juga Pak Theo menawarkan jika kami ingin memiliki set meja dan kursi yang demikian, setidaknya siapkan dahulu 60kg sampah kertas sebagai awal membuat meja. Belum termasuk kursinya yaa. Dan Pak Theo siap mengajari. Wuihh, asyik! Untuk membuat set meja dan kursi seperti itu selain membutuhkan banyak sampah kertas, pembuatannya juga sangat bergantung pada ketersediaan panas matahari. Apabila sedang musim kemarau, set meja dan kursi tersebut bisa selesai dalam waktu 1 bulan. Namun jika tidak, maka butuh waktu 2 bulan atau lebih.

Usaha Keren yang (Sayangnya) Belum Ngetren

the-griya-lombok-002

Karena tertarik dengan peluang usaha yang ditawarkan oleh Pak Theo, saya kemudian bertanya lebih lanjut. Desa atau lingkungan mana saja di Lombok yang sudah beliau beri edukasi sehingga sudah bisa mandiri mengerjakan pengolahan daur ulang sampah kertas seperti The Griya Lombok saat ini? Belum ada, jawab beliau. Duh.. Kalau sedang tidak ada kerjaan rasanya saat itu juga saya ingin mengumpulkan orang-orang sekitar rumah untuk diajarkan hal yang sama. Ya, rupanya di Lombok ini belum ada. Adanya di Bali kata beliau.

Coba dibayangkan, dibanding kertas-kertas bekas tersebut kita kumpulkan, ditimbang kemudian dijual kiloan ke tukang loak bukankah hasil yang didapatkan akan lebih besar jika dibuat produk misalnya set meja dan kursi seperti ini. Iya kan? Saya sudah tahu banyak orang-orang dengan usaha daur ulang plastik, sayangnya untuk daur ulang sampah kertas mungkin The Griya Lombok adalah yang pertama saya ketahui. Saya membayangkan setiap desa atau lingkungan yang ada di Lombok mempunyai keterampilan serupa, maka bisa dipastikan untuk urusan sampah-sampah kertas kita sudah tahu akan dikemanakan.dan diapakan nantinya.

Dan oh ya, tahu tidak mengapa saya bilang ini usaha yang keren? Setidaknya ada beberapa keunggulan dari produk-produk hasil daur ulang sampah kertas ini, yaitu:

Merupakan Produk Handmade

the-griya-lombok-005

Dalam perbincangan kemarin saya bertanya pada Pak Theo, mesin apa yang digunakan untuk membuat produk-produk tersebut. Ini penting karena pada sebuah talkshow yang membahas pengelolaan sampah plastik saya pernah tertarik untuk melakukan hal serupa. Sayangnya, ada modal mesin yang harus dikeluarkan dimana harganya terbilang cukup mahal. Dan jawaban Pak Theo jauh di luar dugaan saya. Ya, tidak ada teknologi lagi. Murni handmade. Kalau teman-teman ingat pelajaran membuat bubur kertas sewaktu duduk di bangku sekolah dasar dulu. Maka itulah yang dilakukan oleh Pak Theo sekarang ini. Bedanya adalah pada perbandingan penggunaan bahan saja dan bagaimana memperlakukan bubur kertas tersebut.

Tahan Api dan Tahan Banting

the-griya-lombok-010

Sewaktu melihat produk-produk hasil olahan sampah kertas ini dari jarak dekat. Saya sebagai seorang penjual online yang sering melakukan aktifitas packing paketan sempat berpikir bagaimana cara mengemas produk-produk tersebut jika harus dikirim ke luar Lombok. Bagaimana kalau sampai dibanting dan lain sebagainya. Belum sempat saya menanyakan hal tersebut, Pak Theo langsung mendemonstrasikan bahwa produk-produknya tahan banting.

Beliau memperlihatkan langsung pada kami bagaimana guci-guci yang terbuat dari bubur kertas tersebut baik-baik saja saat dibanting. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa produk-produk olahan kertas ini cenderung lebih tahan api jika dibandingkan kayu. Namun dibalik kekerenannya tadi, produk daur ulang sampah kertas tadi tetap mempunyai kekurangan. Yaitu tidak tahan pada kondisi yang terlalu lembab. Ya, mungkin sebagaiman yang kita tahu bahwa kertas mudah menyerap air.

Solusi Mengurangi Sampah Kertas

the-griya-lombok-011

Seperti yang sudah saya sebut-sebut di sepanjang tulisan ini. Dimana produk-produk keren tadi dibuat dari sampah kertas, yang sebenarnya kalau saja kita mau kita pun bisa melakukan hal yang sama. Namun jika tidak, dalam hal ini kita belum sempat untuk mengerahkan teman-teman di sekitar untuk mengumpulkan sampah kertas dan mengerjakan hal yang sama dengan yang dilakukan Pak Theo. Maka kita bisa memilah sampah kertas untuk kemudian dijual pada The Griya Lombok. Meskipun sudah saya katakan, hasilnya tentu akan lebih besar jika langsung dibuat produk πŸ™‚

Jika kekurangan bahan, Pak Theo memang lebih sering membeli sampah-sampah kertas tersebut dari pemulung. Ya, mereka lebih memilih kertasnya dibeli dibanding diberi edukasi πŸ™ Mungkin karena hasilnya bisa langsung didapat. Ya sudah, tidak apa. Setidaknya sekarang kita tahu harus “membuang” ke mana sampah-sampah kertas tersebut.

Belum ke Lombok, Kalau Belum ke The Griya Lombok

the-griya-lombok-006

Please, jangan fokus ke orangnya. Fokus saja ke kursinya. Ini dibuat dari kertas juga lho~

Karena belum banyak yang tahu The Griya Lombok, maka salah satu usaha saya supaya makin banyak orang tahu dan makin banyak yang tergugah untuk mengelola sampah-sampah kertas menjadi produk-produk berkualitas ya tidak lain adalah dengan membuat tulisan ini πŸ™‚ Dan mungkin tidak berlebih kalau saya bilang: belum ke Lombok, kalau belum ke The Griya Lombok.

Jadi buat teman-teman di luar sana … kalau sudah lari ke hutan, belok ke pantai. lompat ke air terjun, icip icip pelecing dan ayam taliwang, plus belanja mutiara di Lombok, jangan lupa juga menyempatkan diri ke The Griya Lombok. Siapa tahu sepulang dari Lombok teman-teman sudah bisa mengolah sampah-sampah kertas jadi produk yang berkelas πŸ˜‰

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

45 Comments

  • Diyah Ifada 10 June 2016 at 9:10 am

    Suka banget, pak Theo keren, mau ke sana ^_^

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 4:15 pm

      Yukss buruan ke The Griya Lombok. Sebelum tempatnya makin ramai. Hihihi..
      #apaansih

      Reply
  • Hastira 10 June 2016 at 9:14 am

    kreatif dan inovatif ya

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 4:14 pm

      iya mbak πŸ™‚
      bangetttt

      Reply
  • Mugniar 10 June 2016 at 10:35 am

    Wow, kursi dan meja seperti itu menghabiskan kertas berapa kilogram, ya untuk membuatnya?

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 4:05 pm

      Mejanya saja butuh 60kg sampah kertas, kak. Nah kalau sama kursinya saya belum tanya lagi πŸ˜€

      Reply
  • Evi 10 June 2016 at 11:53 am

    Tidak menyangka ya barang-barang seni yang cantik dan unik seperti itu berasal dari kertas bekas. Angkat topi untuk Pak Theo πŸ™‚

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 4:04 pm

      Sama mbak. Saya sampai terheran-heran waktu pertama kali ngeliatnya πŸ˜€
      Semoga kedepannya semua orang bisa memanfaatkan sampah kertas menjadi barang yang lebih bermanfaat seperti yang dilakukan Pak Theo.

      Reply
  • evylia hardy 10 June 2016 at 12:52 pm

    Hari ini aku baca dua posting ttg Lombok, belum sempat ke sana, tapi suatu hari pingin pergi ke tempat ini
    Salam kenal

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 3:58 pm

      Amiiin..semoga bisa segera berkunjung ke Lombok πŸ™‚
      Dan menyempatkan diri belajar tentang pengolahan sampah kertas di The Griya Lombok yaa~

      Reply
  • Arman 10 June 2016 at 2:20 pm

    Wuiii keren banget ya semua dari kertas ya…

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 3:52 pm

      Iya Man. Semuanya dari kertas. Termasuk itu pintu rumahnya. Wallpapernya, meja dan kursi juga πŸ˜€
      Kemarin malah saya tanyain, bisa bikin tempat tidur dari kertas juga pak? Bisa katanya. Wihhh

      Reply
  • monda 10 June 2016 at 2:31 pm

    haduuuh…keren banget ya ..hasilnya juga cakep2 itu..
    awetnya berapa lama itu mbak..?

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 3:51 pm

      Iya mbak..cantik cantik banget :))
      Dan saya lupa tanyain ini awetnya berapa lama hahahahaha

      Reply
  • Vindy Putri 10 June 2016 at 4:28 pm

    Aku selalu suka sama kerajinan handmade begini. Hasilnya ituloh.. selalu unik dan berseni! Thabks for sharing, aku jadi tahu ada tempat begini…

    Reply
    • andyhardiyanti 10 June 2016 at 5:24 pm

      Kalau handmade gini emang lebih berasa cantiknya ya mbak πŸ™‚
      Mungkin kebayang gimana susahnya dibikin sampai menghasilkan suatu produk.
      Sama-sama mbak. Terima kasih juga sudah berkunjung.

      Reply
  • Meazza Herbal 11 June 2016 at 2:54 am

    Izin berkunjung dan nyimak artikelnya gan? Salam kenal, semoga sukses selalu AMIIIN!

    Reply
    • andyhardiyanti 11 June 2016 at 3:22 pm

      Amiiin. Terima kasih sudah menyimak dan berkunjung yaa mas Meazza Herbal πŸ˜€

      Reply
  • Sari Novita 11 June 2016 at 1:36 pm

    keren loh karya-karyanya…aku demen nih kalo soal ginian

    Reply
    • andyhardiyanti 11 June 2016 at 3:23 pm

      Bangettt..
      Hayukk tuntaskan demennya. Yuk ke Lombok hihihihi

      Reply
  • Yasinta Astuti 11 June 2016 at 2:13 pm

    Ehhh sumpah ini kereeen banget. Wajib mampir kalau ke Lombok.
    Saya suka banget juga nih mbak daur ulang gitu. Dan ini ga nyangka dari kertas ya
    Semoga semakin dikenal sama masyarakat luas ya

    Reply
    • andyhardiyanti 11 June 2016 at 3:24 pm

      Hayuklahhh ke Lombok πŸ™
      Kemarin kita diphp. Hiks.
      Diphp sama bapaknya ioo yang katanya mau datang ke Lombok. Wkwkwkwkwk

      Reply
  • DoNurdians 11 June 2016 at 5:30 pm

    keren banget ini mbak…daur ulang yang sangat kreatif

    salut…

    Reply
  • kutukamus 11 June 2016 at 7:13 pm

    Wuft.. Bisa didudukin pula kursinya! πŸ™‚

    Reply
  • Iqbal Kautsar 11 June 2016 at 9:35 pm

    Pingin ketemu Pak Theo pas main lagi ke Lombok.. Sosok kreatif yang bisa bikin barang bernilai seni tinggi dari sampah..

    Tulisan yang inspiratif sekali mbak.. Joosss…

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:54 am

      Hayukk jalan-jalan ke Lombok lagi Mas Iqbal. Kita main-main ke The Griya Lombok.

      Reply
  • Lusi 11 June 2016 at 11:29 pm

    Bagus ya, bentuknya jadi seperti semen. Kalau di Jogja kebanyakan dilinting dan dianyam.

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:53 am

      Iya mbak. Jadinya bisa keras banget gitu. Itu sampai jadi pintu, meja dan kursi saking kerasnya~

      Reply
  • Zia Subhan 12 June 2016 at 12:42 am

    Beruntung ya ka Andy bisa lihat dan wawancara langsung dengan pengrajinnya. Ini idenya brilian dan kreatif banget, dan bisa jadi alternatif pemanfaatan limbah kertas.

    Ulasannya mantap kakaks… πŸ™‚

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:52 am

      Makasih mbak zia πŸ™‚
      Saat berkunjung ke The Griya Lombok saya memang langsung berpikir mau mengulasnya di blog. Ini hal yang menarik dan sayangnya belum banyak yang tahu.

      Reply
  • Adriana DIan 12 June 2016 at 3:23 am

    Ya ampun ini keren bangeeeeettttt. Aku suka liat kreasi daur ulang kertas tapi belom ada yang sekeren iniiii. Kreatif sekali yaaaaa <3 Makasi infonya yaaa

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:51 am

      Iya mbak. Saya biasanya lihat hasil daur ulang plastik. Makanya excited banget pas lihat produk ini πŸ™‚

      Reply
  • Lindaleenk 12 June 2016 at 2:34 pm

    Wah baru tau tempat ini
    Sayang banget kmrn pas ke lombok ga mampir ke sini

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:49 am

      Saya yang tinggal di Lombok aja baru tahu kemarin-kemarin ini mbak πŸ˜€
      sayang yaa..belum banyak dikenal. Padahal idenya bagus banget. Semoga lewat tulisan ini jadi makin banyak yang tahu πŸ™‚

      Reply
  • Nchie Hanie 12 June 2016 at 6:13 pm

    Woow keren pisaan hasil karyanya yaa.

    MAu donk narsis di kursi ituuu!

    Reply
    • andyhardiyanti 15 June 2016 at 3:47 am

      Iya nih teh..
      kemudian membayangkan pose narsis teh Nchie di kursi panas ini πŸ˜€

      Reply
  • nh18 15 June 2016 at 6:12 am

    Saya selalu kagum dengan mereka yang bisa berkreasi dengan barang-barang bekas
    kalau saya ke lombok … saya mau ke sana aaahhh

    salam saya

    Reply
  • Sandi Iswahyudi 16 June 2016 at 6:01 pm

    saya selalu kagum pada orang-orang yang kreatif semacam ini mbak. ngolah sampah jadi sesuatu yang bernilai dan manfaat. kalau deket, saya ingin belajar ke beliau.

    Reply
  • cumilebay 17 October 2016 at 11:43 pm

    Salam hangat buat pak theo, semoga banyak lagi theo2 yang lain

    Reply
  • Sore di Qunci Villas: Tentang IHGMA, LSP PBI dan Pentingnya Sertifikasi Profesi – Blognya Andy Hardiyanti 15 November 2016 at 1:53 am

    […] gituan maksud lo? Iya. Jadi ceritanya di suatu siang, saat saya berkunjung untuk kedua kalinya ke The Griya Lombok, saya menerima sebuah pesan singkat yang isinya saya diminta hadir oleh IHGMA Chapter Lombok sore […]

    Reply
  • Imron Fhatoni 23 February 2017 at 9:47 am

    Dulu pernah ikut dalam workshop bang sampah NTB bersama mba Aisyah Odist. Banyak pameran dari daur ulang sampah ketika itu. Memang keren mba, kreatif.

    Reply
  • inspiring id 29 April 2017 at 11:36 am

    wih keren ya kalau sampah kertas bisa jadi kerajinan seperti itu .

    Reply
  • Ibnu 14 May 2017 at 12:47 pm

    Bisa minta no HPnya pk Theo mbak andy?
    N alamat lengkapnya

    Reply
  • Riani Febryanti 12 March 2019 at 4:15 pm

    Lombok kerennnn… hebat

    Reply
  • Muhammad Kafka 5 October 2019 at 7:49 pm

    Miss andy sy kafka anak MSI murid blogingnya miss dah pernah ke sana pasti namanya pak theo agama budha tempetnya dekat pantai. Baru tau saya ada postingan ini dak pernah liat saya miss kapan diposting.

    Reply

Leave a Comment