Sebut Saja Surat Kaleng

Makassar, 8 November 2011

Halo teman seumuran yang lagi mengikuti diklat keuangan. Apa kabarmu di sana? Dua hari di kota Makassar apa yang kau rasa? Kasarkah seperti yang televisi dan koran-koran bicarakan? Ah, tentu tidak. Mereka justru yang lebih kasar menyampaikan berita sekasar-kasarnya, karena yang kasar yang bisa jadi berita besar. Bagaimana hotel bercat putih tulang yang kau tempati? Nyamankah? Aku baca di lini kala sepertinya kau tak begitu nyaman di sana. Kau bilang butuh teman seumuran, banyak yang ingin kau bicarakan. Sini sini bicara yang banyak sama saya. Eh, kita seumuran kan?

Halo teman dari Bau-Bau yang dari ngebloglah pertama kali engkau ku tahu. Mengapa hanya tiga hari kau bermain di kota ini? Tak terasa esok sore kau akan pulang, lalu kapan lagi kau akan datang? Keinginan untuk makan Pallubasa Serigala belumlah terlaksana. Padahal aku tahu kau benar-benar ingin menikmati kuliner andalan Makassar yang satu itu. Malam tadi aku ke sana, warungnya sudah mulai buka seperti biasa. Ingin aku culik kau dari hotel itu untuk menyantap makanan ini bersama kami. Tapi lewat pesan singkat, katamu materi akan segera dimulai dan selesainya larut malam nanti. Esok juga sudah tak sempat. Jadwal diklat sangat padat. Selesai acara harus bergegas ke bandara. Gagal sudah rencana makan pallubasa kita dan akhirnya harus menjadi cita-cita. Cita-cita makan Pallubasa Serigala bersama? Aih, cita-cita yang indah sepertinya..

Halo teman yang tak kusangka engkau sungguh luar biasa. Pada usia yang sama, aku bahkan belum ‘berminat’ lagi melanjutkan kuliahku. Dan kau? Sudah jadi pegawai kantoran di bidang keuangan. Kau berhasil lulus dari sekolah tinggi incaran banyak lulusan SMA. Lulus seleksi untuk belajar di sana, lulus pula untuk menyelesaikan masa kuliah hingga akhirnya bekerja seperti sekarang. Iya, kau lulus seleksi untuk jadi salah satu pelajar di tempat itu dan aku harus sabar ketika dinyatakan belum berhasil pada seleksi yang sama di tahun 2009 silam. Aku ikut seleksi seperti itu sekali saja hingga kuputuskan untuk mengambil jalur ‘sejuta umat’ yang tiap tahun berganti nama. SNMPTN-jalur yang akhirnya menempatkanku pada jurusan arsitektur di sebuah universitas di kota ini. Ah, sudahlah. Ini surat tentang dirimu, kenapa aku jadi lebih dominan?

Makassar, 9 November 2011

Halo teman asal Jember yang kujumpa di bulan November. Maaf karena pagi tadi aku terlambat membaca pesan singkat. Terlambat satu jam dan sepertinya begitu kejam. Aku terlambat membaca terlambat pula membalasnya, dan rupanya jadi impas setelah pesan-pesan balasanku terlambat kau lihat. Pagi itu tepatnya pukul sepuluh lewat tigapuluh menit, katamu acara sudah usai. Lebih cepat sekitar 4 atau 5 jam dari yang dijadualkan. Seandainya pesanmu segera kulihat, mungkin kita jadi menyantap Pallubasa Serigala yang nikmat. Seandainya pesanku segera terlihat, mungkin kau akan menolak ajakan ke wahana permainan mewah dari teman-temanmu yang cukup memikat. Tapi kau tahu? Kita bisa saja atur rencana sesuka hati, Tuhan yang akan menyetujui. Mungkin sehari, ah tidak -rupanya hanya sekitar 4 jam saja- hanyalah pertemuan yang teramat singkat, apa kau sependapat? Singkat namun selamanya kita ingat. Apa penjelasanku sudah tepat?

Halo teman yang membawakanku sekotak besar buah tangan. Terima kasih kacang mentenya. Terima kasih untuk pertemuan kita beberapa hari yang lalu. Tiba-tiba saja kau telah tiba di kotamu, kota Bau-bau. Katamu -lagilagi lewat pesan singkat- itu: halo kawan, aku sudah selamat sampai tujuan, sedang melihat-lihat koleksi foto kita sewaktu kopdaran, dan ah, aku rindu Rani! Rani yang menggemaskan. Sama! Aku juga begitu! Begitu rindu πŸ˜‰

Makassar, 10 November 2011

Halo teman, sebut saja ini surat kaleng walau yang lain menggeleng. Menggeleng untuk menyatakan ini bukan surat kaleng. Menggeleng karena mungkin tak begitu paham apa yang aku katakan. Menggeleng karena surat ini kepanjangan. Menggeleng karena memang ingin menggeleng. Menggeleng karena.. ah,sudah sudah! Surat ini makin ‘kaleng’ saja ;D

Oh ya, satu hadiah untukmu menutup panjangnya surat kaleng ini.. Silahkan dinikmati.

 

Pallubasa Serigala

“Tulisan ini diikutkan Giveaway Suka-suka Dunia Pagi” (Kategori 3 ya,kakak… ^^)

Biasa dipanggil Andy. Pernah tinggal lama di Makassar dan sekarang di Mataram, Lombok. Ngeblog sejak 2007. Senang kulineran, staycation, kopdaran di cafe, browsing produk di toko online tapi gak beli, dan tentu saja...senang menulis :) Bisa dikontak di andyhardiyanti@gmail.com

11 Comments

  • Pakde Cholik 9 November 2011 at 10:24 pm

    Haloooo kawan, masih ingatkah dikau kepada diriku?
    Blogger Surabaya yang selalu merindukanmu.

    Ah enaknya makanan itu.

    Salam hangat dari Surabaya ~Kota Pahlawan
    Jalan-jalan ke Makassar yok pakdhe.. Dicariin tuh sama Palbas Serigala.
    Ajak Bella dan Budhe Ipung juga.. Jadi kapan ke sini, pakdhe?
    *maksa

    Reply
  • Abi Sabila 9 November 2011 at 10:58 pm

    Halo teman, tahukah dirimu betapa tersiksa diriku
    bukan karena surat kalengmu
    tapi karena suguhan Pallubasa Serigalamu
    Aku terpikat, sepertinya sangat nikmat….:)

    Salam hangat untuk keluarga tercinta.
    Ahahaha, ini kok komentator pada fokus sama si Palbas Serigala (Pallubasa disingkat jadi Palbas) sihh.. ;D
    Ayo, ayo, mampir ke Makassar. Itu foto pallubasa serigala plus satu butir telur ayam kampung (kalau pakai telur istilahnya jadi ‘ALAS’). Ada juga yang tanpa telur, namanya ya Pallubasa aja.
    Beda dengan coto, Palbas ini disajikan dengan sepiring nasi putih (bisa lebih, sesuai selera) dan segelas teh botol sosro -ngiklan deh- (teh botol sosro yang ditaruh di gelas lengkap dengan es batu). Kalau datang pas jam makan siangnya orang kantoran, bersabarlah untuk mengantri sebab tempat ini AKAN SANGAT RAMAI pada jam-jam tersebut.

    Reply
  • miss 'U 10 November 2011 at 12:23 am

    huwaaa.. saya seumur umur di makassar sampai maret tahun lalu belom pernah nyicip pallubasa serigala, kalo coto makassar sih sudah di semua tempat v^^

    Kemarin sempat mau beli, tapi tempatnya rame betul -__-a
    *lho, ini bahas palbas nya lagi πŸ˜›

    Salam kenal mama Rani πŸ™‚
    Semoga berhasil dengan kontesnya πŸ˜‰

    Reply
  • amela 10 November 2011 at 2:50 am

    pallubasa.. pallubasa.. tunggu aku di sana.. hahahah.. makasih ya kakak πŸ˜€
    salam buat Rani yang super menggemaskan

    Reply
  • Evan 10 November 2011 at 12:10 pm

    Halooo mama rani…
    eta pallubasa na enak sigana.. heheuu… bagi sikit lah..
    eh, omong2 tentang makassar,, hampir aja tahun kemarin aku berangkat ke sana, ke Univ negeri Makassar,, tapi ndak jadi ndak ada ongkos,hehe… eh, pengen ikutan juga ah yang kategori 3.. boleh ya Mel?? oia,, mama rani foto yang mabok daging dah aku pasang tuh,hehehe…

    Reply
  • wahyu asyari m 10 November 2011 at 7:10 pm

    kayaknya enak ituuu, pengen πŸ™

    Reply
  • Yosh 7og4nk 11 November 2011 at 2:03 am

    Wooooooowwwww bagiaannn penutup yang sangattt lezaatttt, pengeeennn cobaaa tuuuu mau mau mau mau mau,,,,,,

    Slm knl dari
    Blogger amatiran Lombok Utara
    ayo ayo ke Makassar ;D
    saya malah lagi pengen makan masakan Lombok… Pelecing kangkung, ayam taliwang, dll..
    salam kenal, saya juga orang Lombok kok πŸ˜‰

    Reply
  • arifn 11 November 2011 at 2:11 am

    hoo… dibikin surat kaleng laporannya.. πŸ˜€
    pallubasa sama pisang ijo enakan mana?
    oooo…tidak dong, nanti akan nyusul postingan kopdaran lengkap dengan foto-fotonya.
    Pallubasa sama pisang ijo? dua-duanya enak sih… Rasanya beda jenis gitu kok. Kecuali klo nanyanya enakan mana palbas apa coto ;D

    Reply
  • bensdoing 11 November 2011 at 2:10 pm

    hanya bisa merenung….spt apa ya rasanya pallubasa serigala itu ? πŸ˜€
    sukses ya ngontesnya…!

    Reply
  • Detik-detik penutupan GA Suka-suka « Dunia Pagi 18 November 2011 at 2:01 am

    […] Mama Rani: https://www.andyhardiyanti.com/2011/11/sebut-saja-surat-kaleng/ […]

    Reply
  • daniel 21 November 2011 at 12:52 am

    lezat nya

    Reply

Leave a Comment